Menghadapi banyak klien dengan macam2 karakter, dari penyabar sampai yang pemarah, meluap2 setiap kali meeting, seniorku kalem saja,..... teringat pesannya; "mereka kesal dan marah begitu berlebihan, ndak usah dimasukkan hati..... kamu mesti ngerti masing2 orang punya sejarah masa kecilnya, yang itu mungkin pahit... terbawa sampai sekarang, metune ngamukan koyok ngono." (=jadinya pemarah seperti demikian).....
Sejak itu aku belajar memahami, tanpa menghakimi, memilih untuk tidak membiarkan apa yang orang lain katakan atau lakukan mempengaruhi dan membuatku emosi jiwa.
Bila seseorang membuat kesal, tarik nafas panjang saja,
meskipun sudah kepingin jawab atau bela diri karena merasa
benar?.....belum tentu siapa benar atau salah, lebih baik diam dan
ademkan diri, kerjakan sesuatu yang lain sampai tenang, berpikir jernih..... lalu periksa diri sendiri..... apa yang jadi pemicu kekesalan, kenapa hal itu menggangguku?.....
Membiasakan selalu refleksi diri, akan membentuk pola pikir yang berbeda, menggali lebih jauh ke dalam untuk mengungkap sumber sebenarnya, apa yang perlu diperbaiki dari diriku?.....
"Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya."
Amsal 14:10
Pastilah pernah terjadi konflik, marah, jengkel dengan orang2 terdekat, pasangan, orang tua, keluarga, sahabat, anak2... Justru merekalah, berdasarkan kasih sejati, yang paling dapat membantu mencongkel akar2 pahit yang masih ada... yang bahkan kita sendiri tidak mengetahui atau tak menyadari ada bercokol di dalam diri.....
Dengan membuka hati, menghargai, dapat saling menjaga dan menguatkan. Adanya pengertian dan kasih setia memberi kita peluang menemukan luka bathin dari masa
kecil atau yang tertanam di sepanjang liku perjalanan hidup yang belum tersembuhkan; rasa bersalah, kemarahan, ketakutan akan sesuatu... yang menjadi bibit kesalah-pahaman, pertengkaran, ketidak harmonisan hubungan dengan orang2 tercinta, merusak sukacita dan kedamaian jiwa.....
Bagaimanapun kita tak pernah bisa sepenuhnya memahami hati satu sama lain,... tidak setiap kepedihan dan kegembiraan dapat dibagikan ataupun dimengerti orang..... Ada hal dan pengalaman tertentu, dengan luka yang begitu dalam hanya terpahami oleh diri sendiri dan Tuhan saja....
Pengetahuan bahwa Dia ada disana bersamaku senantiasa, pengalaman kelegaan atas pemulihan yang membebaskan dari kepahitan itu membuahkan sukacita yang tak terkatakan..... hanya hati yang mengerti kedalamannya bersama kepedihan dan kegembiraannya sendiri.....

"Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia
Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan
dan yang mencemarkan banyak orang."
Ibrani 12:15
Comments
Post a Comment