Regrets
'Everything happens for a reason, so no regrets'
(= segala sesuatu terjadi untuk suatu alasan, jadi tidak ada penyesalan).....
Perkataan yang bisa menjadi anutan positif memberikan semangat untuk 'move on', secara naluri dipakai untuk melindungi diri dari kepedihan, kecewa, rasa bersalah, dengan mengalihkan perhatian seolah2 sudah melewatinya.....
Tetapi tak dapat dipungkiri, jauh di dalam lubuk hati ada penyesalan akan sesuatu yang telah dilakukan, atau yang belum/gagal kita lakukan, atas kehilangan kesempatan..... terutama terhadap orang2 yang dicintai.
Ketika menengok kembali kehidupan, dapat menuntun kepada pengalaman2
dimana
kita berharap melakukan sesuatu secara berbeda, bukan mengenai kejadian
yang menimpa, melainkan atas keputusan buruk yang diambil, itu bisa menyebabkan menyalahkan diri sendiri.
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."
2 Timotius 1:7
Banyak sekali regrets/ penyesalan di sepanjang perjalanan hidup, kalau buka list untuk diisi bersama, pasti panjang sekali..... beberapa contoh saja kutulis:
- tidak menyediakan waktu dan usaha yang cukup untuk famili dan pertemanan
- tidak bisa menolak/ say 'NO', maka selalu dimaanfaatkan orang lain sampai menjadi depresi sendiri
- terlalu takut untuk berbicara/ mengungkapkan isi hati
- terlampau kuatir akan segala hal yang ternyata tidak terjadi..... dan masih banyak lagi
Di saat2 terakhir bersama papa di rumah sakit, setiap ada disampingnya ku tanya "apa yang dirasa Pah?" karena kuatir ada sakit..... betapa menyesal tidak tanya 'apa yang dipikirkan Pah?'..... kami suka bertukar pikiran, dan momen itu hilang sudah.... aku sangat ingin tau apa yang ada dipikirannya.... miss you so very much Pah.....
Tanteku yang tinggal jauh selalu berkirim email, suatu hari aku belum sempat balas atas pertanyaan2 dan obrolannya, hanya karena apa? sibukkah.... sekejap itupun berlalu....
Mau say 'Hi' kepada sahabat lama, beberapa kali teringat tapi tak kunjung kulakukan, kenapaaa? sibuk lagikah?..... mendadak tak ada lagi waktu..... bahkan ketika tiba di kotanya, setidaknya masih ada kesempatan terakhir kali bisa melihatnya.... pintu sudah tertutup rapat.... selamanya.....
"Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
Matius 24:36
Penyesalan memang barang berat yang menetap di relung hati, kalimat di awal cerita itu sungguh benar adanya bila disikapi dengan bijak, beberapa hal berharga yang dipelajari dan masih senantiasa kulakukan, dapat membantu mengatasi/ meringankan beban ini:
- Forgive yourself = Maafkanlah diri kita dengan mengakui perasaan yang terdalam dan menghargai harkat ketidaksempurnaan manusia.
- do not take family and friends for granted (=janganlah anggap remeh keberadaan famili dan teman2)
- hiduplah di momen ini, yang sudah berlalu menjadi pengalaman untuk perbaikan pribadi
- berikan diri sendiri dan orang lain kesempatan kedua
- percaya bahwa kita bisa berubah dan bertumbuh menjadi lebih baik
"Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Matius 11:28-30
Comments
Post a Comment