The Calm Within
Malam Midodareni ( bahasa Jawa Widodaren = malam terakhir sebelum pernikahan ) sahabat karibku, dengan jamuan makan yang akrab dan homey di rumah bersama sanak famili, kerabat dan para tetangga.
Terlihat ayu dan rileks, kudampingi menerima tamu2 yang berdatangan, tiba2 "awww..." seorang wanita cantik sebayanya menarik rambut temanku yang tergerai semampai, kudengar disela tawa yang keras: " kok gak lepas sih?....wig kan?"..... dan "awww....." berikutnya, karena tarikan yang lebih kuat, aku hanya terbelalak menyaksikan tanpa bisa berkata2..... temanku menjawab lembut : asliii,... kok tarik2 begitu", masih dijawab: " ah masaaa....."
Kami saling pandang dan lempar senyum, aku tau dia akan baik2 saja, meskipun terbersit pilu di dalam hati mendapat perlakuan begitu dari saudara sepupunya, tak kan dibiarkannya hal2 ringan semacam itu merusak malam indah miliknya.
Di sepanjang jalan, pastilah sesekali tak terhindar dari ketidaknyamanan, kelakuan orang2, situasi yang tidak terduga, yang penting adalah bagaimana kita menyikapinya.....
dengan esmosi jiwa menumpahkan segala kesal, kecewa, kesakitan perasaan sampai puas? grrrrr.....
atau dengan kalem dan tenang saja seperti temanku, tetap tentram tanpa menghakimi.....
Bukankah masalah yang nyata akan timbul kalau reaksi kita berlebihan dalam suatu situasi.....
"tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah."
1 Petrus 3:4
Comments
Post a Comment