Label With Care

Sejak tahun lalu segen kumpul2, jarang hadir di gathering, acara kantor, banyak menghindar pertemuan2, rasanya lonely in the crowd (kesepian di tengah keramaian)..... pingin diam aja di rumah, sendiri... kenapa ya mungkin jadi 'anti-sosial'.....  eits... hati2 pasang 'label' buat dirimu sendiri.

Labeling jadi hal praktis, bermanfaat untuk mengidentifikasi, mengkategori tipe suatu benda, memberi informasi secara kasat mata untuk umum, meski tanpa jaminan pasti sesuai isi dalamnya... 

Menjadi kompleks ketika manusia juga tidak luput dari label2 yang diberikan berdasarkan perilaku, kebiasaan yang terlihat, seperti: nakal, alim, pintar, ramah, kutu buku, galak, lambat, aneh dan masih banyak lagi. 

Memberi label secara sembrono pada individu bisa mematikan identitas asli, membuat orang lain tidak tertarik untuk mau kenal lebih jauh karena berpikir sudah tau orangnya dengan hanya membaca deskripsi yang melekat padanya, tanpa mengetahui siapa sebenarnya di balik label itu.....


"Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka."

Lukas 6:31

Semua orang ingin diterima, dipahami, disukai, dicintai apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Pemberian label dapat berdampak pada pemikiran seseorang bahwa dirinya tertolak, kadang menjadi korban yang tidak berdaya dari gambaran yang tertera padanya dan membatasi pertumbuhan diri.

Apalagi anak2 terutama di sekolah, banyak sekali nama2 sebutan bertebaran, meski tidak suka, tapi semua teman bahkan guru2 percaya atas 'nama' yang dicantelkan, bisa jadi terbentuk menurut labelnya membawa efek jangka panjang bahkan mempengaruhi perkembangan sampai dewasa.

Kenapa kita begitu cepat dan mudah menilai dan memberi label?..... apakah merasa lebih baik? lebih unggul? hal2 kecil dikupas dan dinyatakan tanpa pengertian yang benar, diberi nama ditempelkan pada seseorang, tanpa mengetahui, menyelami kedalaman pribadi dan keunikannya.....

Haruslah menggali lebih dalam, atas label yang ada pada diri kita atau orang lain, contohnya 'anti sosial' tadi. Bila direnungkan dan cermati baik2, mungkin sedang jenuh, memang perlu waktu bersendirian..... atau semakin dewasa menyadari bahwa banyak waktu yang seharusnya bisa digunakan secara bijaksana daripada terpakai tanpa tujuan dan makna.....

Label tidak menentukan, kita percaya dapat memberi kesempatan seseorang berubah, tiap hari adalah peluang untuk dapat menjadi diri kita yang terbaik. Perlu mempunyai pengertian secara arif dengan tanpa menghakimi bagaimana menerima dan mengasihi orang lain dan diri sendiri apa adanya.....

"Judge not, that you be not judged. For with the judgment you pronounce you will be judged, and with the measure you use it will be measured to you" 

Matthew 7:1-2

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." 

Matius 7:1-2



 

Comments

  1. gejala anti sosial yang dimaksud tadi juga terjadi pada saya ya, rasanya lebih nyaman sendirian , walaupun ada rasa tanggung jawab sosial kepasds keluarga inti maupun keluarga besar, memang manusia pada umumnya adalah makhluk sosial ada yangs emakin berumur semakin ingin berinteraksi , tetapi ada yg masuk dalam golongan anti sosial tadi, mungkin bosen , mungkin cape, mungkin ingin merasakan kesendirian yg nyaman , yg pasti memang ada waktu sendiri yg nyaman ya , untuk saya sih engga sendirian amat sih karena pada kesendiriannya jadi bicara sama Tuhan, bertanya pada Tuhan, mengeluh pada Tuhan , hi hi hi sedari kecil sampai sudah hampir selesai ini masih saja mengadu kepada Tuhan ya , betapa baiknya Tuhan masih mau mendengarkan .....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello, terimakasih sudah berbagi ceritanya.

      Setuju bahwa kita tidak pernah sendirian karena ada Tuhan yang setia selalu bersama, teman ngobrol yang terbaik ya. Sependapat juga atas perlunya waktu nyaman bersendirian untuk ketenangan bathin, memulihkan energi... dengan begitu, apakah memilih label 'introvert' lebih pas dikenakan daripada anti sosial ya? karena kita tetap ada rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial yang besar pada keluarga, teman2 dan lingkungan sekitar. Sampai bertemu lagi di tulisan perihal keunikan kepribadian introvert .... salam.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rest and Refresh Yourself

My Sweet Jambu Bol Jamaika

Planting Seeds in Life

Enjoying Bright Happy Days

A Walk In The Rain

My Sweet Petrea