How To Deal With Conflict

Kawanan angsa di bagian timur danau tidak terlalu ramah, pimpinannya bertubuh kecil, disampingnya selalu siaga yang paling besar bak bodyguard, setiap ada orang, sudah kasih kode 'kwak kwak"..... lainnya ikut ramainya bukan main, langsung mengepakkan sayap, maju seolah mau nyosor, galak ih..... 

Sebenarnya itu hanya insting melindungi teritori dan kelompok, tidak apa2..... tapi bila dari kejauhan sudah lihat ada mereka di jalan yang akan kulalui, jadi segan dan memilih balik arah daripada sama2 terganggu, brisik..... mengusik ketentraman pagi yang sepi, lebih baik menghindar.....

Yang kulakukan juga naluri, sifat dasar manusia, menjauhkan diri dari hal yang menjengkelkan, menimbulkan rasa takut, menekan dan berpotensi jadi problem... kadang terpengaruh mood juga, biarkan saja lah..... meski dalam hati tau apa yang seharusnya diperbuat..... 

"Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai."

Yakobus 3:18

Hubungan antar manusia adalah yang paling rumit, apalagi bila ada gesekan, pertentangan, kadang bersikap menyingkir dan diamkan, istilahnya 'sweep everything under the rug' supaya tidak ribut, anggap baik2 saja..... berharap akan terlupakan atau sembuh seiring waktu??.....

Bila tidak diselesaikan dengan benar, akan membuat kita sedih, resah terbebani pikiran, berdoapun serasa ada ganjalan, menghalangi hubungan dengan Tuhan..... 

Satu2nya cara menangani konflik adalah dengan menghadapinya!

Beberapa tips bagaimana melakukannya dan memperbaiki hubungan yang retak:

1. Jadilah yang pertama berinisiatif maju; dengan itikad berdamai. Terkadang rasa takut atau enggan, merasa benar, mau membela diri, sudah memasang tembok tinggi yang tebal, menjaga jarak,..... dapat menghalangi hubungan ke tingkat lebih dalam.

Teringat bapak pendeta bilang: 'Seseorang tidak pernah berubah sampai cintanya mengatasi rasa takut dan sakit hati.'

2. Mintalah hikmat dari Roh Kudus; untuk memperoleh keberanian dan kebijaksanaan, merendahkan hati melihat bathin, apakah aku mementingkan diri sendiri? adakah aku damai didalam diriku? di dalam Tuhan?.....   

"Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."

Yakobus 3:17 

3. Mendengar dengan baik dari kedua belah pihak, membicarakan kebenaran dengan arif, tenang dalam kasih, saling memaafkan, tidak mencari kesalahan melainkan memperbaiki masalahnya.

Dalam perjalanan hidup banyak yang lebih memilih menghindari perselisihan yang terjadi, namun ada saatnya harus menghadapi dan menyelesaikannya, sementara ada juga yang mencari persoalan dan membuat konflik, mungkin juga kita pernah jadi bagian di semua fase itu..... berusahalah selalu menciptakan damai.

"tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

Efesus 4:15

Comments

Popular posts from this blog

Rest and Refresh Yourself

My Sweet Jambu Bol Jamaika

Planting Seeds in Life

Enjoying Bright Happy Days

A Walk In The Rain

My Sweet Petrea