Rule Your Life

Aku termasuk dari 2 sahabat terakhirnya yang masih bertahan setelah sekian puluh tahun berkawan, semua sudah 'tersingkirkan'..... cepat atau lambat satu persatu menjauh dengan kekesalan atau mungkin lebih tepat kelegaan meninggalkannya..... 

Akhirnya tiba juga dapat giliran, tertekan sampai tak ada pilihan kecuali melepaskannya, demi kesehatan mental dan bathinku.....

Segala perasaan dan perlakuan yang kita terima dapat terjadi karena tindakan sendiri yang mengijinkannya,..... maka haruslah hati2 memilih apa saja yang kita perbolehkan masuk mempengaruhi kehidupan. 

"Jika mungkin, jika itu tergantung kepadamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang."

Roma 12:18

Mulai resah, mendadak was2 ketika dia mencariku setelah sekian lama tak berhubungan, bermacam kegelisahan campur baur, kuatir, takut, enggan dan beraaat hati..... kucoba bertumpu pada hal2 positif apa darinya yang bisa membuat perasaanku membaik..... 

Yang ada hanya menyakiti, manipulatif, membuat stress, frustrasi, mempergunakan untuk mencapai keinginannya, mau ambil semua perhatian, waktu, energi, seluruhnya, tak pernah memberi kegembiraan.....

Apakah seperti itu yang namanya 'teman'?..... 

Bukankah persahabatan membuat kita nyaman, saling merindukan, happy memikirkannya, sejuk di hati, senangnya bukan main kalau berkabar, ngobrol ngalor ngidul, mendukung selalu ide2 dan impian, jadi kesukaan melihat kebahagiaan kita, saling mengisi dan menjaga dalam suka duka, memberi kasih dan perhatian yang tulus....

Dalam hati kecil..... 'ah siapa tau dia sudah berubah? aku telah tekad mengampuni dan melupakan yang lalu.... kenapa hal bersamanya sangat mengganggu ketentraman jiwa?.....

"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya."

Amsal 25:28

Bergaul sekian lama, pasti tau masing2 karakter, diapun hafal betul sifat kita yang setia, tak mudah menyerah, selalu ngalah, gak mau argumentasi,..... ya sudahlah, gak apa, nerimo, sebisa mungkin membantu, meladeni...... bagaimanapun positif, baginya menjadi kelemahan yang bisa dimanfaatkan,..... tanpa perasaan dia akan gunakan sehabisnya sampai kita kering kerontang dalam jiwa yang merana..... stop!..... Bangun dan berubahlah.....

Ingatlah hidup mengasihi dan berdamai dengan sesama itu termasuk untuk sendiri juga, jangan abaikan dan lupa menyayangi, memelihara diri kita dengan benar.

Bila mengenal teman yang bermasalah di hidupnya dan kenapa dia memperlakukan kita sedemikian, patutlah kita berpengertian, tapi sampai dimana ada batasnya, bukan berarti harus ikut menanggung segala sesuatu akibatnya.....

Jadi bagaimana cara melindungi diri dari perlakuan negatif, berhenti ditindas dan dimanipulasi?

Dengan kearifan, fokus pada hal2 yang dapat kita kendalikan dengan membuat batasan2/ boundaries dalam hubungan, terapkan secara jelas dan tegas, akan merasa canggung pada awalnya karena tidak terbiasa, tapi aturan ini harus taat dipegang dan akan dimengerti. 

Persahabatan yang sehat akan seimbang, saling menghargai batas2 yang ada, kalau dia tidak bisa respek dan tak mau tau, artinya ya memang tidak perduli padamu, pikirkan apakah masih layak dipertahankan? atau sudah saatnya melepaskan?..... 

Bagaimana caranya?

Bisa langsung bicara baik2 dengan konsekwensi perselisihan paham, marah, dll atau lebih tenang dengan cara menjauh, jaga jarak, memilih pasif, semakin menghilang secara perlahan sementara sampai waktu yang tidak pasti..... 

Dalam ikatan family dan karena hal2 tertentu, tidak bisa putus begitu saja, pasti ada alasannya kita ditempatkan sebagai keluarga..... Memang tak mudah menghindarinya secara total, tapi dapat menentukan bagaimana kita mau berinteraksi.

Betapa lama aku belajar dari pengalaman bersama teman yang 'special' ini, mengenal dan berubah membentuk diri, membawa kepada kedewasaan menyikapinya..... Berlatih sabar dan cermat memutuskan apa saja yang kuijinkan masuk dalam hidup..... tetap mengasihi, berdoa untuknya, beri kesempatan entah sampai kapan dan percaya orang bisa berubah menjadi lebih baik. 

"Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."

Titus 2:11-12


Comments

Popular posts from this blog

Rest and Refresh Yourself

My Sweet Jambu Bol Jamaika

Planting Seeds in Life

Enjoying Bright Happy Days

A Walk In The Rain

My Sweet Petrea