Moments We Keep Forever

Air tercurah sebanyak2nya dari langit, sempat reda sebentar lalu mengguyur lebih deras di siang itu. Lady dan 5 anaknya masuk halaman belakang, lari2 lompat sana sini, berteduh di bawah bangku batu. Ya sudah, baik2 saja pikirku. 

Hujan tak henti2, enak menikmati kopi, kerja di komputer, mendadak dengar twit2 ramai, lihat dari jendela, lho sudah pindah, debit air cukup tinggi di area situ, cepat2 kesana..... 

Waah ada yang setengah badan terendam di air, langsung bawa ember..... dipegang nurut, sudah kaku menggigil..... biasanya didekati langsung lari. Mereka terpencar, hanya 1 dengan induknya, yang masih matuk2 tanganku karena anak2 diambil, dapat 4, kurang satu lagi..... oh nooo..... sudah nyungsep tengkurap di genangan air.....

Kutekan2 dadanya, coba buka mulutnya berharap ada nafas lagi.... aduduhhh, lebih baik lekas tolong yang lain, beri handuk dikeringkan dan selimuti, terpikir hairdryer tapi mesti dicari dulu karena sudah lama sekali gak dipakai. Nah baru sadar juga tadi payungku dimana..... tertinggal di sudut kebun.....

Hari sebelumnya, panas terik menyinari keceriaan di pelataran rumput.....

Berempat setelah terdendam air hujan, satu tidak tertolong.....

Tiada yang tau hari esok..... umur 35 hari..... ah ternyata banyak macam kendala dihadapi anak2 yang masih rentan. Pelajaran bahwa dalam cuaca ekstrim, tetap harus cek keberadaan hewan peliharaan di outdoor, mungkin perlu bantuan manusia.  

Cerah di pagi berikutnya, Kiu2 selalu tertidur sejenak, ketinggalan jauh dari kawanannya.....

"Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?"

Mazmur 6:5

Bangun pagi hanya 3 yang keluar dari sarang, langsung breakfast seperti biasa, si bungsu tidak nampak tapi kedengaran suaranya. Dia selalu telat, jalan, makan, segalanya alon2,..... ukuran badannyapun terbilang kecil di usia 5 minggu, setengah dari kakak2nya meskipun bulunya lebat sekali nampak berat seperti jubah yang kebesaran untuknya..... 

Bikin was2, akhirnya muncul juga, matuk beberapa butir beras lalu cari2 mamanya, ikut exploring seharian.....

Satu2nya yang sudah dapat nama: 'Kiu' diambil dari singkatan 'RQ' (baca; 'ar-kju') asalnya dari kata 'riquiqui' ( baca; 'rikiki'), bahasa Perancis, yang artinya super mungil, hasil belajar yang unik2 dari berbagai bahasa bersama teman yang hobinya sama.

Bisa ditebak mana si Kiu Kiu..... sedang berteduh di hari hujan.

Setiap sore hujan lebat bukan main, cuaca memang kurang ramah buat si kecil. Semua main bebas di luar, tentu basah kuyup, didekati mau digiring ke tempat kering yang aman, malahan lari2 menjauh..... susah juga.

Pagi berikutnya, semakin telat keluar, masih berusaha gabung dengan mamanya tapi kali ini tidak bisa ngikuti aktif kian kemari, hanya meringkuk di bawah pohon wali songo..... diberi beras merah kesukaannya sudah tak ada reaksi..... yahhh.....

Kujaring saja, masukkan dus dipisah supaya  istirahat, cekok antibiotik dan sedikit pur, sebentar kedengaran twit2 di dus lompat2, syukurlah sudah giras. Matahari bersinar hangat, kujemur di lantai atas,bercuit2 nyaring.....

Pagi yang menguatirkan, sudah diam saja..... syukurlah sebelum siang bisa lebih baik

Kutinggal kembali di dus, cek lagi kok sunyi, eh hilang, senang dia bisa kabur, main dengan kakak2nya, meski masih sering ketinggalan jauh di belakang, bangun dan lari2 ngejar..... seperti dirinya selama ini..... lalu patuk2 sana sini..... sedikit lega dah.....

Sore setelah hujan (lagi), lelah kumpul di kebun, masih mau makan sedikit tapi rebah, tidak berdiri di kakinya..... 'kamu gak sanggup bertahan ya?' hang on kiddo'..... sisa2 tenaganya dipakai lompat ke teras, tidur semalam.....

Dalam hati mengerti, harus merelakan, bersyukur masih ada momen2 bersamanya, meskipun dia super mungil, sudah sampai sejauh ini..... survived melalui serangan pemangsa, hujan besar, ya memang paling lemah tapi gak mau menyerah dulu, tetap berharap kuat dan sehat lagi.....

Esoknya si kecil bahkan tanpa suara, tak bergeming..... Siap2 jaring, ternyata mudah diambil dengan tangan kiri, tidak buka mata, lunglai..... tapi masih bernafas, kakinya dingin, langsung masuk dus, pasang bohlam supaya hangat, beri obat, masih twit2.....

Seakan pergumulan berat untuknya memulai pagi yang segar,..... harus keliling, ikut keluarganya, lari2 seharian cari makan..... Ah mestinya bukan begitu, Kiu2 senang, cinta kehidupan, selalu girang diantara mama dan saudara2nya sibuk menikmati indahnya hari baru hadiah alam yang ajaib ini..... so exciting.....

Cuaca mendung, tunggu ada matahari akan kujemur lagi seperti kemarin. Beberapa kali kutengok, duduk seperti tidur sudah hangat. karantina dulu deh hari ini, nant sore pulangkan ke mamanya. 

Tiap setengah jam kuperiksa, wah tidurnya membujur, langsung kuambil, masih hangat tapi sudah tidak ada nafas..... ahhh..... so sorry little one..... cepat sekali menyusul kakak terdekatnya yang 3 hari lalu pulang..... 

38 happy days, perjalanan bersama Kiu2..... moments to keep forever.....

Kiu2 di ujung kiri, sejak kecil memang sering tertidur.....

 "Kita tidak mengingat hari, kita mengingat momen." __ Cesare Pavese.

 

Comments

Popular posts from this blog

Rest and Refresh Yourself

My Sweet Jambu Bol Jamaika

Planting Seeds in Life

Enjoying Bright Happy Days

A Walk In The Rain

My Sweet Petrea